Home / Kesehatan / Jantung / Waspadai Hipertensi: Penyebab Diam-Diam Masalah Jantung Serius

Waspadai Hipertensi: Penyebab Diam-Diam Masalah Jantung Serius

Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena bisa terjadi tanpa gejala dan merusak organ tubuh secara perlahan, terutama jantung. Di Indonesia, hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum, namun banyak orang belum menyadari dampaknya yang sangat besar terhadap jantung dan sistem kardiovaskular.

Artikel ini akan membahas bagaimana hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah jantung, dari kondisi ringan hingga mematikan, serta cara mencegahnya sejak dini.

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di atas batas normal. Menurut standar WHO dan Kementerian Kesehatan RI, tekanan darah dikatakan tinggi jika:

  • Sistolik ≥ 140 mmHg

  • Diastolik ≥ 90 mmHg

Tekanan darah normal untuk orang dewasa sehat adalah sekitar 120/80 mmHg.

Mengapa Hipertensi Berbahaya?

Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini merusak dinding pembuluh darah, mempercepat proses aterosklerosis (penyumbatan arteri), dan memperbesar risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Dampak Hipertensi Terhadap Jantung

1. Pembesaran Jantung (Hipertrofi Ventrikel Kiri)

Saat tekanan darah terus tinggi, jantung harus meningkatkan tenaga untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, otot jantung, khususnya ventrikel kiri, menjadi lebih tebal atau membesar.

Meski awalnya terlihat sebagai adaptasi, pembesaran ini menyebabkan jantung kehilangan elastisitas, mengganggu aliran darah, dan meningkatkan risiko gagal jantung serta aritmia.

Gejala awal:

  • Mudah lelah

  • Jantung berdebar

  • Sesak napas saat aktivitas ringan

 

2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Hipertensi mempercepat terbentuknya plak lemak di dinding pembuluh darah koroner (arteri yang menyuplai darah ke otot jantung). Saat aliran darah terhambat, suplai oksigen ke jantung terganggu.

Jika aliran darah terhenti total karena plak atau gumpalan darah, bisa terjadi serangan jantung (infark miokard).

Tanda-tanda serangan jantung:

  • Nyeri dada seperti ditekan berat

  • Menjalar ke lengan kiri atau rahang

  • Mual, berkeringat dingin, dan sesak napas

3. Gagal Jantung

Karena terus-menerus bekerja di bawah tekanan tinggi, jantung bisa menjadi lemah dan tidak mampu memompa darah dengan efisien. Ini disebut gagal jantung.

Pada kondisi ini, darah dan cairan dapat menumpuk di paru-paru, kaki, atau perut, menyebabkan pembengkakan dan sesak napas.

Gejala khas:

  • Bengkak pada kaki dan pergelangan

  • Mudah lelah meskipun aktivitas ringan

  • Berat badan naik karena retensi cairan

4. Aritmia (Gangguan Irama Jantung)

Perubahan struktur dan tekanan dalam jantung akibat hipertensi juga memicu aritmia, terutama atrial fibrilasi. Ini adalah gangguan irama jantung yang membuat detak menjadi cepat, tidak teratur, dan berisiko menyebabkan penggumpalan darah dan stroke.

Aritmia bisa menyebabkan:

  • Pusing

  • Jantung berdebar kencang

  • Pingsan mendadak

5. Serangan Jantung Mendadak

Dalam kasus ekstrem, hipertensi bisa memicu ruptur atau penyumbatan pembuluh darah besar, yang menyebabkan kematian mendadak karena jantung tidak mampu memompa darah. Banyak kasus serangan jantung mendadak terjadi pada penderita hipertensi yang tidak menyadari kondisi mereka.

Statistik: Seberapa Besar Dampaknya?

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai:

  • 34,1% pada orang dewasa di atas 18 tahun

  • Sekitar 63% penderita tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi

  • Kurang dari 10% mengelola tekanan darahnya dengan obat dan gaya hidup sehat

Sementara itu, data WHO menyebutkan bahwa hipertensi berkontribusi pada 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke secara global.

Siapa yang Berisiko Terkena Hipertensi?

Faktor risiko utama meliputi:

  • Usia > 40 tahun

  • Riwayat keluarga hipertensi

  • Konsumsi garam berlebihan

  • Obesitas atau berat badan berlebih

  • Merokok

  • Kurang aktivitas fisik

  • Konsumsi alkohol

  • Stres kronis

Hipertensi juga bisa muncul tanpa penyebab jelas, yang disebut hipertensi esensial.

Bagaimana Cara Mengetahui dan Mengendalikannya?

✔ Pemeriksaan Rutin

  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah minimal sebulan sekali, terutama jika berusia di atas 35 tahun.

✔ Gaya Hidup Sehat

  • Batasi garam (maksimal 5 gram/hari)

  • Perbanyak sayur dan buah

  • Olahraga teratur (30 menit/hari)

  • Jaga berat badan ideal

  • Kurangi stres

  • Hindari rokok dan alkohol

✔ Obat-obatan (Jika Diperlukan)

Dokter mungkin meresepkan obat antihipertensi, seperti:

  • ACE inhibitor

  • Beta-blocker

  • Diuretik

  • Calcium channel blocker

Namun, obat harus dikonsumsi sesuai anjuran dan tidak boleh dihentikan tanpa izin dokter, meskipun tekanan darah sudah normal.

Kapan Harus Khawatir?

Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika Anda mengalami:

  • Tekanan darah sering di atas 140/90 mmHg

  • Nyeri dada, sesak napas, atau jantung berdebar

  • Mudah lelah, pusing, atau sering mimisan

  • Bengkak pada kaki atau wajah

Kesimpulan

Hipertensi bukan hanya tentang angka tinggi di alat pengukur tensi. Ia adalah pemicu utama kerusakan jantung yang bisa terjadi perlahan tanpa disadari. Masalah seperti pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga kematian mendadak bisa diawali dari tekanan darah yang tidak terkendali.

Kabar baiknya, hipertensi bisa dicegah dan dikelola melalui gaya hidup sehat, deteksi dini, dan kepatuhan terhadap pengobatan. Mengetahui lebih awal berarti memberi kesempatan lebih besar untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.

BACA JUGA: Turunkan Gula Darah dengan Mengonsumsi 3 Buah Ini  

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *