Home / Fermentasi / Musim Durian Palembang: Harga, Lokasi, & Resep Tempoyak Khas

Musim Durian Palembang: Harga, Lokasi, & Resep Tempoyak Khas

Pasar Kuto Palembang dipenuhi durian yang melimpah. (Foto: RRI/Lidya).

Sambut musim durian di Palembang! Temukan harga terbaru di Pasar Kuto & Lemabang, asal durian, hingga cara cerdas mengolah durian tak terjual jadi tempoyak yang lezat.

Musim hujan di Palembang selalu membawa berkah tersendiri, terutama bagi para pencinta buah-buahan. Jalanan kota dan pasar-pasar tradisional mendadak ramai dengan lapak-lapak yang menjajakan berbagai hasil bumi, dan salah satu bintang utamanya tentu saja adalah durian. Buah dengan kulit berduri dan daging legit nan creamy ini selalu berhasil menarik minat banyak pembeli, terutama karena kemunculannya yang terbatas, menjadikannya komoditas yang dinanti-nantikan.

Ramainya Pasar Durian di Palembang

Pantauan di Pasar Kuto dan Pasar Lemabang menunjukkan suasana yang semarak. Para pedagang durian sibuk melayani pembeli yang antusias, berebut mencari buah terbaik dengan aroma yang memikat. Durian-durian yang dijual tidak hanya berasal dari wilayah Sumatera Selatan sendiri, tetapi juga didatangkan dari provinsi tetangga, Bengkulu, memperkaya pilihan bagi konsumen.

Harga durian di musim ini bervariasi, menyesuaikan ukuran dan kualitas. Untuk durian ukuran besar, harganya bisa mencapai sekitar Rp80.000 per buah. Sementara itu, durian ukuran sedang umumnya dibanderol mulai dari Rp50.000. Dan bagi Anda yang mencari penawaran menarik, durian ukuran kecil seringkali dijual tiga buah seharga Rp100.000, dengan jaminan rasa manis yang tak kalah. Fleksibilitas harga ini tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi berbagai kalangan pembeli.

Memanfaatkan Peluang di Musim Durian

Herman, salah seorang pedagang durian yang bersemangat di kawasan Pasar Kuto, berbagi alasannya memilih berjualan durian. “Kita ikut pasaran yang ada. Tren-nya lagi musim durian. Saya berdagang durian karena banyak peminatnya,” ujarnya. Pengakuan Herman ini menunjukkan bahwa berdagang durian di musimnya memang merupakan peluang bisnis yang menggiurkan, didorong oleh permintaan pasar yang tinggi. Minat konsumen terhadap durian Palembang memang tak pernah surut, menjadikannya ladang rezeki musiman bagi para pedagang.

Tempoyak: Solusi Cerdas untuk Durian yang Tak Terjual

Namun, bagaimana jika ada durian yang tidak terjual habis? Herman punya solusi cerdas yang sudah menjadi tradisi di Sumatera Selatan: mengolahnya menjadi tempoyak. “Ya, kita bisa olah menjadi tempoyak, hasil fermentasi durian yang digandrungi masyarakat untuk pindang tempoyak,” jelasnya. Tempoyak adalah produk fermentasi durian yang populer, sering digunakan sebagai bumbu atau pelengkap masakan, terutama dalam hidangan seperti pindang tempoyak yang terkenal.

Proses pembuatan tempoyak juga relatif mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja:

  1. Pisahkan daging durian dari bijinya. Pastikan hanya daging buah yang akan difermentasi.
  2. Masukkan daging durian ke dalam wadah kedap udara. Ini penting untuk memastikan proses fermentasi berjalan optimal dan higienis.
  3. Tambahkan garam secukupnya. Garam tidak hanya berfungsi sebagai pengawet, tetapi juga membantu dalam proses fermentasi.
  4. Tutup rapat wadah dan diamkan selama 3 hingga 5 hari. Waktu fermentasi bisa bervariasi tergantung suhu dan tingkat keasaman yang diinginkan.

Setelah periode fermentasi ini, daging durian akan berubah menjadi tempoyak dengan aroma khas dan rasa asam yang unik. Dengan cara ini, pedagang tidak perlu khawatir akan kerugian akibat durian yang tidak terjual. Sebaliknya, mereka dapat mengonversinya menjadi produk lain yang memiliki nilai jual tinggi.

 

Tag: