Maag kronis atau gastritis kronis adalah kondisi medis yang ditandai oleh peradangan jangka panjang pada lapisan lambung. Meski selama ini dikenal sebagai penyakit orang tua, ternyata maag kronis kini juga banyak menyerang anak muda, terutama mereka yang berusia 20-an. Gaya hidup modern yang cenderung serba cepat, stres tinggi, dan pola makan tidak teratur menjadi penyebab utama mengapa semakin banyak generasi muda yang menderita gangguan lambung ini.
Padahal, usia 20-an seharusnya menjadi masa ketika tubuh berada dalam kondisi paling prima. Sayangnya, kebiasaan makan yang buruk—baik karena kesibukan, pola tidur yang terganggu, atau pengaruh tren diet ekstrem—bisa memicu gangguan lambung bahkan di usia muda. Jika tidak ditangani dengan tepat, maag kronis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti tukak lambung, anemia akibat perdarahan lambung, hingga kanker lambung.
Agar kamu tidak termasuk dalam kelompok usia muda yang terkena maag kronis, penting untuk mengetahui dan menghindari pola makan yang bisa memicu atau memperparah kondisi lambung. Berikut ini adalah lima pola makan yang sebaiknya kamu hindari jika ingin menjaga kesehatan lambung, lengkap dengan penjelasan ilmiahnya.
1. Sering Melewatkan Waktu Makan
Kebiasaan melewatkan makan, terutama sarapan, adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan iritasi lambung. Banyak orang di usia 20-an yang sering kali menunda makan karena alasan sibuk, tidak lapar, atau sedang menjalani diet tertentu. Padahal, ketika perut kosong terlalu lama, asam lambung yang tetap diproduksi bisa mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan peradangan.
Lambung kita bekerja mengikuti ritme sirkadian tubuh. Ketika waktu makan terlewati, produksi asam tetap terjadi, tetapi tidak ada makanan untuk dicerna. Akibatnya, asam tersebut akan mengikis lapisan pelindung lambung, menimbulkan nyeri, mual, dan bahkan luka pada dinding lambung.
Tips sehat:
-
Jangan pernah melewatkan sarapan, bahkan jika hanya dengan makanan ringan seperti buah pisang, roti gandum, atau bubur.
-
Atur jadwal makan tiga kali sehari dengan tambahan camilan sehat di antara waktu makan utama.
2. Makan Terlalu Cepat dan dalam Porsi Besar
Makan terburu-buru atau langsung dalam porsi besar juga dapat memperparah gejala maag kronis. Ketika kamu makan cepat tanpa mengunyah dengan benar, lambung harus bekerja lebih keras untuk menghancurkan makanan. Hal ini memicu produksi asam lambung berlebihan dan memperlambat proses pencernaan, yang bisa berujung pada refluks asam dan rasa tidak nyaman di perut.
Selain itu, makan dalam porsi besar bisa menyebabkan peregangan lambung yang berlebihan. Tekanan dari lambung yang membesar akan mendorong isi lambung naik ke kerongkongan, menimbulkan rasa panas (heartburn) dan mual.
Tips sehat:
-
Kunyah makanan minimal 20–30 kali sebelum ditelan.
-
Gunakan prinsip “makan dalam porsi kecil tapi sering”—misalnya makan 5–6 kali sehari dalam porsi sedang.
3. Terlalu Sering Konsumsi Makanan Pedas, Asam, dan Berminyak
Makanan pedas, asam, dan berminyak mungkin menggugah selera, tetapi bisa menjadi pemicu utama gangguan lambung. Makanan pedas seperti sambal, cabai rawit, dan lada bisa mengiritasi lapisan lambung. Makanan asam seperti cuka, jeruk, dan tomat bisa merangsang produksi asam lambung berlebih, sementara makanan berminyak seperti gorengan memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan risiko refluks asam.
Pada penderita maag kronis, konsumsi makanan seperti ini secara berulang dapat memperparah luka lambung dan memperlambat proses penyembuhan.
Tips sehat:
-
Ganti gorengan dengan makanan yang dikukus, direbus, atau dipanggang.
-
Kurangi intensitas sambal dan makanan asam.
-
Perbanyak sayuran hijau, kentang rebus, dan sumber serat yang ramah lambung.
4. Minum Kopi, Teh Pekat, dan Minuman Bersoda Saat Perut Kosong
Kopi dan teh adalah minuman yang hampir tidak terpisahkan dari gaya hidup anak muda. Namun, kafein dalam kopi dan teh pekat serta kandungan karbonasi dalam soda dapat meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan sfingter esofagus bawah, yaitu katup antara lambung dan kerongkongan. Bila dikonsumsi saat perut kosong, ini bisa menyebabkan sensasi perih di ulu hati, mual, hingga refluks.
Kebiasaan minum kopi sebagai pengganti sarapan adalah kesalahan besar bagi penderita maag. Sama halnya dengan minuman bersoda yang tampak menyegarkan tetapi justru bisa merusak lambung jika dikonsumsi terlalu sering.
Tips sehat:
-
Hindari konsumsi kafein di pagi hari saat perut masih kosong.
-
Batasi kopi maksimal 1 cangkir per hari, dan pilih kopi rendah asam jika memungkinkan.
-
Gantilah minuman bersoda dengan infused water, air kelapa, atau teh herbal yang lebih bersahabat dengan lambung.
5. Langsung Tidur Setelah Makan atau Makan Larut Malam
Makan malam terlalu larut atau langsung tidur setelah makan bisa memperburuk kondisi lambung. Posisi tubuh saat tidur membuat gravitasi tidak bekerja untuk menahan isi lambung agar tetap di bawah. Akibatnya, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti heartburn, rasa terbakar di dada, dan nyeri perut.
Bagi penderita maag kronis, pola makan seperti ini bisa mengganggu tidur malam dan memicu gangguan pencernaan kronis lainnya.
Tips sehat:
-
Makan malam paling lambat 2–3 jam sebelum tidur.
-
Hindari makanan berat seperti nasi, gorengan, atau makanan cepat saji di malam hari.
-
Jika lapar menjelang tidur, pilih camilan ringan seperti biskuit rendah gula atau pisang.
Kesimpulan
Maag kronis di usia 20-an adalah masalah yang nyata dan semakin umum terjadi. Meski terlihat sepele, pola makan yang buruk bisa menjadi pemicu utama gangguan lambung kronis yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup. Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu yang masih muda untuk mulai memperhatikan asupan makanan sehari-hari dan membentuk kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
Menghindari kebiasaan seperti melewatkan makan, konsumsi makanan pedas berlebihan, minum kopi saat perut kosong, hingga makan tengah malam adalah langkah awal yang sangat efektif untuk mencegah dan meredakan maag kronis. Selain itu, jangan lupakan pentingnya menjaga keseimbangan antara pola makan, manajemen stres, dan tidur yang cukup.
BACA JUGA: Tanda-tanda jantung bermasalah yang sering dianggap biasa
Satu Komentar