Banyak perempuan yang bingung saat mendengar istilah PCO dan PCOS. Keduanya terdengar mirip, bahkan memiliki gejala yang tumpang tindih. Tapi tahukah kamu bahwa Polycystic Ovaries (PCO) dan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah dua kondisi yang sangat berbeda?
Memahami perbedaannya sangat penting, terutama bagi kamu yang sedang berjuang dengan gangguan menstruasi, program kehamilan, atau ingin menjaga kesehatan hormonal secara umum.
Apa Itu PCO (Polycystic Ovaries)?
PCO adalah kondisi ovarium (indung telur) yang memiliki banyak folikel kecil atau kista kecil (≥12) yang bisa terlihat melalui USG. Ini tidak selalu disertai gangguan hormonal atau gejala klinis lain. Banyak perempuan sehat (terutama remaja atau usia subur) memiliki ovarium polikistik tanpa menunjukkan masalah kesuburan atau menstruasi.
Ciri-Ciri PCO:
Terlihat folikel kecil di ovarium (≥12)
Tidak ada gejala fisik atau hormonal mencolok
Menstruasi bisa tetap normal
Tidak memerlukan pengobatan khusus jika tanpa keluhan
Apa Itu PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)?
PCOS adalah sindrom metabolik dan hormonal kompleks yang melibatkan:
Ketidakseimbangan hormon (terutama hormon androgen tinggi)
Gangguan ovulasi
Gejala fisik seperti jerawat, haid tidak teratur, dan pertumbuhan rambut berlebih
PCOS bisa memengaruhi kesuburan, berat badan, bahkan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung jika tidak ditangani.
Ciri-Ciri PCOS:
Menstruasi tidak teratur atau tidak datang sama sekali
Jerawat, kulit berminyak, rambut rontok
Hiperandrogenisme (hormon pria berlebih)
Berat badan sulit turun
Sulit hamil
Sering disertai tampilan ovarium polikistik di USG
Tabel Perbandingan PCO vs PCOS
Kriteria | PCO | PCOS |
---|---|---|
Jenis kondisi | Struktur ovarium | Sindrom hormonal & metabolik |
Hormon | Normal | Tidak seimbang (androgen ↑, LH ↑) |
Gangguan menstruasi | Jarang atau tidak ada | Umum: tidak teratur atau tidak haid sama sekali |
Risiko infertilitas | Rendah | Tinggi |
Tampilan ovarium di USG | Banyak folikel kecil | Banyak folikel + gejala klinis |
Pengobatan | Tidak perlu jika tanpa gejala | Perlu terapi jangka panjang |
Risiko jangka panjang | Umumnya tidak ada | Diabetes, hipertensi, obesitas, infertilitas |
Diagnosis: Bagaimana Dokter Membedakannya?
PCOS didiagnosis dengan kriteria Rotterdam, yaitu jika ada dua dari tiga hal berikut:
Gangguan ovulasi (menstruasi tidak teratur)
Kadar hormon androgen tinggi (secara klinis atau lab)
Tampilan ovarium polikistik pada USG
Sedangkan PCO hanya berdasarkan USG tanpa gejala klinis atau gangguan hormon.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika Kamu Mengalami PCO:
Cukup jalani pola hidup sehat
Pemantauan rutin jika ada perubahan siklus haid
Jika Kamu Didiagnosis PCOS:
Terapkan pola makan rendah gula dan tinggi serat
Rutin olahraga (minimal 3–4x seminggu)
Hindari stres berlebihan
Konsultasikan pengobatan atau suplemen dengan dokter
Kesimpulan: Kenali Tubuhmu, Kenali Kondisinya
Membedakan PCO dan PCOS penting agar kamu tidak panik, sekaligus bisa mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan reproduksi. Tidak semua ovarium polikistik berarti kamu mengalami PCOS. Tapi jika kamu merasa ada gejala yang mengganggu seperti haid tidak teratur, jerawat parah, atau sulit hamil — sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.