Banyak orang sering menyamakan maag dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) karena keduanya melibatkan masalah pada lambung. Padahal, maag dan GERD adalah dua kondisi yang berbeda, baik dari segi gejala, penyebab, hingga cara penanganannya. Salah mengenali bisa membuat pengobatan tidak efektif, bahkan memperburuk kondisi.
Yuk, pahami perbedaan maag dan GERD agar penanganannya tidak salah!
Apa Itu Maag?
Secara umum, masyarakat menyebut maag untuk menjelaskan segala keluhan di daerah lambung. Dalam dunia medis, maag lebih dikenal dengan istilah gastritis atau dispepsia. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung, sedangkan dispepsia mengacu pada rasa tidak nyaman di perut bagian atas.
Penyebab Maag:
- Makan tidak teratur atau telat makan
- Konsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak berlebihan
- Konsumsi kopi, alkohol, atau rokok
- Penggunaan obat-obatan tertentu (seperti NSAID atau aspirin)
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Stres dan gaya hidup tidak sehat
Apa Itu GERD?
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus) akibat melemahnya otot katup di antara lambung dan kerongkongan (sfingter esofagus bawah). Naiknya asam lambung ini menyebabkan iritasi pada dinding kerongkongan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Penyebab GERD:
- Makan dalam porsi besar atau terlalu cepat
- Berbaring setelah makan
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Makanan pemicu: cokelat, makanan berlemak, makanan asam, kopi, alkohol
- Kehamilan (akibat tekanan pada perut)
- Kebiasaan merokok
Perbedaan Gejala Maag dan GERD
Sering kali orang merasa bingung karena gejala maag dan GERD bisa mirip, seperti nyeri ulu hati atau mual. Namun, ada beberapa tanda khas yang bisa membedakannya:
Gejala Maag:
- Nyeri atau perih di perut bagian atas (ulu hati)
- Mual atau muntah
- Kembung
- Cepat kenyang
- Sering sendawa
- Nafsu makan menurun
Gejala GERD:
- Sensasi terbakar di dada (heartburn), terutama setelah makan atau saat berbaring
- Rasa asam atau pahit di mulut
- Batuk kering kronis atau suara serak
- Sulit menelan (disfagia)
- Mual, tapi sering disertai refluks (asam naik ke mulut)
Ciri khas GERD adalah rasa terbakar di dada dan asam lambung naik ke kerongkongan, sedangkan maag lebih dominan pada rasa nyeri di perut bagian atas.
Dampak Jika Salah Penanganan
Mengabaikan perbedaan antara maag dan GERD bisa berdampak serius. Jika Anda mengira punya maag padahal sebenarnya GERD, Anda mungkin hanya mengonsumsi antasida yang tidak cukup efektif. GERD yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan komplikasi seperti:
- Esofagitis (radang kerongkongan)
- Tukak esofagus
- Striktur esofagus (penyempitan)
- Risiko kanker esofagus dalam jangka panjang
Cara Penanganan yang Tepat
Penanganan Maag:
- Perbaiki Pola Makan
- Makan teratur 3 kali sehari, dengan camilan sehat di antaranya
- Hindari makanan pedas, asam, dan gorengan
- Hindari Pemicu
- Kurangi kopi, teh, dan alkohol
- Hindari stres dan cukup tidur
- Obat Medis
- Antasida: netralisir asam lambung
- PPI (Proton Pump Inhibitor) atau H2 Blocker: menekan produksi asam
- Antibiotik jika terbukti ada infeksi H. pylori
Penanganan GERD:
- Ubah Gaya Hidup
- Makan dalam porsi kecil tapi sering
- Jangan langsung berbaring setelah makan (tunggu minimal 2–3 jam)
- Tidur dengan kepala lebih tinggi dari badan
- Jaga berat badan ideal
- Hindari Makanan Pemicu
- Seperti cokelat, tomat, makanan berlemak, kafein, dan soda
- Pengobatan
- PPI atau H2 Blocker (dosis lebih kuat dan jangka waktu lebih lama dibanding maag)
- Dalam kasus berat, bisa diperlukan tindakan bedah
Cara Membedakan dengan Cepat
Agar Anda tidak bingung, berikut tips membedakan maag dan GERD secara praktis:
Kriteria | Maag | GERD |
---|---|---|
Letak Nyeri | Perut bagian atas (ulu hati) | Dada tengah hingga leher |
Waktu Muncul | Saat perut kosong atau telat makan | Setelah makan atau saat berbaring |
Rasa Asam di Mulut | Jarang | Sering |
Batuk / Suara Serak | Tidak umum | Bisa terjadi akibat iritasi |
Efek Obat Antasida | Biasanya cepat membaik | Hanya membantu sementara |
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami:
- Gejala berulang dan tidak kunjung sembuh
- Berat badan turun tanpa sebab
- Muntah darah atau tinja berwarna hitam
- Nyeri dada yang menjalar ke lengan (kemungkinan serangan jantung)
- Sulit atau nyeri saat menelan
Kesimpulan
Meski sama-sama berkaitan dengan masalah lambung, maag dan GERD adalah kondisi berbeda yang memerlukan pendekatan penanganan yang tidak sama. Mengenali gejala secara cermat dan melakukan perubahan gaya hidup adalah langkah penting untuk menghindari komplikasi.