Home / Kesehatan / Diet Selama Kemoterapi, Strategi Nutrisi untuk Meminimalkan Efek Samping

Diet Selama Kemoterapi, Strategi Nutrisi untuk Meminimalkan Efek Samping

Kemoterapi sebagai salah satu pengobatan kanker memang efektif dalam memerangi sel jahat. Namun, dampaknya pada tubuh tidak bisa dianggap remeh. Efek samping seperti mual, muntah, kelelahan, perubahan nafsu makan, hingga sariawan sering kali membuat pasien kehilangan selera makan. Padahal, nutrisi yang cukup dan tepat adalah kunci vital untuk membantu tubuh meminimalkan efek samping kemoterapi, mempercepat pemulihan, dan menjaga kualitas hidup. Ini bukan sembarang makan, melainkan strategi diet yang terencana.

 

Mengapa Nutrisi Penting Selama Kemoterapi?

Selama kemoterapi, tubuh membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi untuk:

  • Memperbaiki sel-sel sehat yang ikut rusak akibat kemoterapi.
  • Memproduksi sel darah baru (terutama sel darah putih) untuk melawan infeksi.
  • Menjaga kekuatan dan mencegah penurunan berat badan yang drastis (cachexia).
  • Meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
  • Membantu mengelola efek samping yang muncul.

 

Strategi Diet untuk Meminimalkan Efek Kemoterapi

Pendekatan diet harus fleksibel dan disesuaikan dengan efek samping yang dialami setiap individu. Berikut adalah panduan umum:

1. Lawan Mual dan Muntah

Ini adalah efek samping paling umum yang sering membuat pasien enggan makan.

  • Makan dalam Porsi Kecil tapi Sering: Daripada tiga kali makan besar, coba makan 6-8 kali dalam porsi kecil sepanjang hari. Ini membantu perut tidak terlalu penuh dan mengurangi rasa mual.
  • Pilih Makanan Hambar: Makanan yang rendah bau dan rasa kuat seperti roti panggang, biskuit tawar, nasi, bubur, atau pisang seringkali lebih mudah diterima.
  • Hindari Makanan Berbau Kuat, Berlemak, Pedas, atau Sangat Manis: Aroma dan rasa yang intens dapat memicu mual.
  • Minum di Luar Waktu Makan: Hindari minum terlalu banyak saat makan untuk mencegah perut kembung. Minum cairan jernih, sup bening, atau ginger ale (minuman jahe) di antara waktu makan.
  • Coba Jahe: Jahe dikenal efektif mengurangi mual. Bisa dalam bentuk teh jahe hangat atau permen jahe.

 

2. Atasi Kehilangan Nafsu Makan

Kemoterapi dapat mengubah rasa makanan atau menyebabkan anoreksia.

  • Manfaatkan Makanan Tinggi Kalori dan Protein: Pilih makanan padat nutrisi seperti alpukat, selai kacang, telur, daging tanpa lemak, ikan, atau produk susu. Suplemen nutrisi cair yang direkomendasikan dokter juga bisa membantu.
  • Sajikan Makanan Menarik: Tampilan yang menarik bisa membangkitkan selera. Gunakan piring warna-warni atau hias makanan sederhana.
  • Makan Saat Lapar: Jangan memaksakan diri makan jika tidak selera. Manfaatkan momen ketika Anda merasa sedikit lapar.
  • Tambahkan Bumbu Ringan: Beberapa bumbu seperti herbal segar atau sedikit perasan jeruk nipis bisa membantu mengatasi perubahan indera perasa.

 

3. Mengelola Sariawan dan Nyeri Mulut (Mukositis)

Efek samping ini membuat makan menjadi sangat menyakitkan.

  • Pilih Makanan Lunak dan Dingin/Hangat: Hindari makanan panas, pedas, asam, atau keras yang bisa melukai mulut. Pilihlah makanan yang lembut seperti puding, yogurt, es krim, sup krim, telur orak-arik, atau smoothie.
  • Potong Makanan Menjadi Bagian Kecil: Memudahkan proses mengunyah dan menelan.
  • Gunakan Sedotan: Membantu minum tanpa menyentuh bagian mulut yang sakit.
  • Berkumur dengan Larutan Garam: Campurkan 1/4 sendok teh garam dan 1/4 sendok teh baking soda dalam segelas air hangat. Kumur beberapa kali sehari untuk menjaga kebersihan mulut dan meredakan nyeri.

 

4. Mengatasi Diare atau Sembelit

Kemoterapi dapat mengganggu fungsi pencernaan.

  • Untuk Diare: Konsumsi makanan rendah serat, mudah dicerna (BRAT: Pisang, Nasi, Apel saus, Roti panggang). Hindari makanan pedas, berlemak, produk susu, dan kafein. Pastikan asupan cairan cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Untuk Sembelit: Tingkatkan asupan serat dari buah-buahan (dengan kulit jika memungkinkan), sayuran, dan biji-bijian utuh secara bertahap. Pastikan minum air yang cukup dan tetap aktif secara fisik jika memungkinkan.

 

5. Prioritaskan Keamanan Pangan

Sistem kekebalan tubuh pasien kemoterapi sering melemah (neutropenia), sehingga rentan terhadap infeksi.

  • Cuci Tangan Bersih: Sebelum dan sesudah menyiapkan atau makan.
  • Masak Makanan Hingga Matang Sempurna: Terutama daging, unggas, dan telur.
  • Hindari Makanan Mentah atau Setengah Matang: Seperti sushi, telur setengah matang, atau daging rare.
  • Cuci Buah dan Sayur dengan Bersih: Hindari buah dan sayur yang kulitnya tidak bisa dikupas jika Anda sangat rentan.

Meskipun diet dapat membantu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang memahami kondisi onkologi Anda. Mereka dapat memberikan rekomendasi yang lebih spesifik dan personal. Ingat, diet yang tepat bukanlah obat untuk kanker, melainkan alat pendukung untuk membantu tubuh melewati kemoterapi dengan lebih baik dan mempercepat proses pemulihan.

Tag: