Gagal ginjal sering kali diasosiasikan dengan usia lanjut, namun kini tren menunjukkan bahwa penyakit ini mulai menyerang usia produktif, bahkan mereka yang baru berusia 20-an. Kasus anak muda usia 25 tahun yang sudah mengalami gagal ginjal bukan lagi hal yang langka. Gaya hidup modern, pola makan tidak sehat, serta kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele menjadi pemicu utama rusaknya fungsi ginjal.
Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring racun dan limbah dari darah, mengatur kadar air dan mineral dalam tubuh, serta menjaga keseimbangan tekanan darah. Ketika ginjal rusak, fungsi tersebut terganggu dan menimbulkan berbagai komplikasi serius. Sayangnya, kerusakan ginjal kerap tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga sering kali baru terdeteksi saat kondisinya sudah parah.
Agar lebih waspada, berikut ini adalah lima kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa memicu kerusakan ginjal secara perlahan, terutama di usia muda.
1. Kurang Minum Air Putih
Kebiasaan sepele seperti malas minum air putih bisa menjadi pemicu utama terganggunya fungsi ginjal. Ginjal membutuhkan cukup cairan untuk membuang sisa metabolisme dan racun dari tubuh melalui urine. Ketika asupan cairan tidak mencukupi, volume urine akan menurun, sehingga limbah tetap berada di dalam tubuh dan bisa merusak jaringan ginjal.
Dehidrasi kronis juga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal dan infeksi saluran kemih, dua kondisi yang bisa mempercepat kerusakan ginjal.
Solusi:
Biasakan minum air putih minimal 1,5–2 liter per hari, tergantung aktivitas dan kondisi tubuh. Hindari mengganti air putih dengan minuman manis atau berkafein yang justru dapat meningkatkan dehidrasi.
2. Terlalu Sering Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, dan naproxen tergolong sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang banyak digunakan untuk mengatasi sakit kepala, nyeri otot, hingga nyeri haid. Meski ampuh meredakan nyeri, penggunaan NSAID secara rutin dan tanpa pengawasan medis bisa membahayakan ginjal.
Obat ini dapat mengganggu aliran darah ke ginjal dan menyebabkan kerusakan permanen jika digunakan dalam jangka panjang. Risiko ini akan lebih tinggi jika seseorang sudah memiliki gangguan ginjal ringan atau faktor risiko lain seperti hipertensi dan diabetes.
Solusi:
Gunakan obat pereda nyeri hanya ketika benar-benar diperlukan dan sesuai dosis. Konsultasikan dengan dokter jika membutuhkan penggunaan jangka panjang, atau cari alternatif non-obat seperti terapi fisik, kompres, atau teknik relaksasi.
3. Sering Konsumsi Makanan Tinggi Garam dan Pengawet
Makanan cepat saji, makanan olahan, makanan kaleng, dan snack kemasan sangat umum dikonsumsi anak muda. Sayangnya, jenis makanan ini mengandung kadar garam (natrium) dan pengawet yang tinggi. Konsumsi natrium berlebih bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang merupakan penyebab utama kerusakan ginjal.
Ginjal harus bekerja ekstra untuk menyaring kelebihan natrium dalam darah, dan jika ini terjadi terus-menerus, akan terjadi tekanan pada pembuluh darah kecil di ginjal sehingga fungsinya menurun.
Solusi:
Perbanyak konsumsi makanan segar seperti buah, sayur, dan makanan rumahan yang rendah garam. Biasakan membaca label makanan untuk mengetahui kandungan natrium. World Health Organization (WHO) menyarankan asupan garam harian tidak lebih dari 5 gram (sekitar satu sendok teh).
4. Gaya Hidup Sedentari (Kurang Gerak)
Kebiasaan duduk terlalu lama, kurang berolahraga, dan jarang melakukan aktivitas fisik adalah ciri khas gaya hidup modern yang ternyata berdampak langsung terhadap kesehatan ginjal. Gaya hidup sedentari dapat menyebabkan peningkatan berat badan, resistensi insulin, tekanan darah tinggi, dan peradangan kronis – semua faktor ini meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.
Aktivitas fisik membantu meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ginjal, serta membantu mengatur metabolisme dan tekanan darah.
Solusi:
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, lima kali seminggu. Tidak harus selalu olahraga berat – jalan kaki cepat, bersepeda, atau yoga ringan sudah cukup untuk menjaga metabolisme tetap aktif dan mendukung kesehatan ginjal.
5. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan
Merokok bukan hanya merusak paru-paru, tapi juga mempersempit pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke ginjal. Ini bisa mempercepat kerusakan jaringan ginjal, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis lain seperti hipertensi atau diabetes.
Sementara itu, konsumsi alkohol secara berlebihan memicu dehidrasi, meningkatkan tekanan darah, dan membebani fungsi detoksifikasi hati dan ginjal secara bersamaan.
Solusi:
Berhenti merokok adalah keputusan terbaik untuk kesehatan secara menyeluruh. Jika kamu kesulitan berhenti, banyak tersedia program bantuan seperti terapi perilaku atau dukungan farmakologis. Batasi konsumsi alkohol maksimal satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas per hari untuk pria, sesuai rekomendasi WHO.
Tanda-tanda Awal Gangguan Ginjal yang Sering Diabaikan
Mengingat ginjal bisa rusak tanpa gejala, penting untuk mengenali tanda-tanda awal gangguan ginjal, seperti:
-
Bengkak di wajah, tangan, atau kaki
-
Frekuensi buang air kecil berubah (terlalu sering atau jarang)
-
Urine berbusa atau berdarah
-
Mudah lelah
-
Nafsu makan menurun
-
Nyeri pinggang bawah
Jika mengalami gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter dan lakukan pemeriksaan fungsi ginjal seperti tes darah (kreatinin dan ureum) serta tes urine.
Kesimpulan
Gagal ginjal di usia muda bukanlah kutukan yang datang tiba-tiba, melainkan hasil dari pola hidup yang tidak sehat dalam jangka waktu panjang. Lima kebiasaan di atas — kurang minum air, sering konsumsi obat pereda nyeri, makan asin dan berpengawet, malas gerak, serta merokok dan minum alkohol — adalah faktor utama yang dapat merusak ginjal secara perlahan.
Perubahan kecil dalam gaya hidup bisa memberi dampak besar. Mulailah dari meningkatkan konsumsi air putih, mengurangi makanan olahan, hingga rutin bergerak. Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal atau kondisi seperti diabetes dan hipertensi, penting untuk lebih waspada dan rutin melakukan medical check-up.
Jangan tunggu sampai ginjal benar-benar rusak. Karena ketika ginjal berhenti bekerja, satu-satunya pilihan adalah cuci darah seumur hidup atau transplantasi – dan itu bukan hal yang murah, baik secara finansial maupun emosional.
BACA JUGA: Resep Sarapan Cepat untuk Pagi yang Sibuk: Nutrisi Maksimal, Waktu Minimal!
Satu Komentar