Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak dari kita yang merasa lelah, pusing, atau bahkan sering tidak fokus, lalu menganggap itu hanya karena kurang istirahat. Namun, tahukah kamu bahwa gejala-gejala ringan ini bisa jadi tanda dari anemia? Padahal, dari luar, tubuh terlihat baik-baik saja. Inilah mengapa anemia sering disebut sebagai “silent disease”—penyakit yang diam-diam menggerogoti tubuh, tanpa disadari.
Apa Itu Anemia?
Anemia adalah kondisi medis di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tanpa oksigen yang cukup, organ-organ tubuh tidak bisa bekerja dengan optimal.
Salah satu jenis anemia yang paling umum adalah anemia defisiensi besi, yaitu anemia yang terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Zat besi sangat dibutuhkan dalam pembentukan hemoglobin. Bila tidak mencukupi, tubuh pun tak mampu menghasilkan sel darah merah yang optimal.
Menurut WHO, lebih dari 30% populasi dunia mengalami anemia, dengan wanita dan anak-anak sebagai kelompok paling rentan. Di Indonesia sendiri, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama pada wanita usia subur dan remaja putri.
Gejala Anemia yang Sering Diabaikan
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami anemia, karena gejalanya bisa sangat ringan atau mirip dengan keluhan sehari-hari. Beberapa tanda yang patut diwaspadai:
-
Cepat lelah dan lemas, bahkan setelah istirahat cukup
-
Pusing atau sakit kepala yang sering kambuh
-
Kulit pucat atau kusam, terutama di wajah, bibir, dan kuku
-
Detak jantung cepat atau tidak teratur, meskipun tidak beraktivitas berat
-
Sesak napas atau napas pendek saat naik tangga atau berjalan cepat
-
Rambut rontok berlebihan
-
Kuku rapuh atau mudah patah
-
Sulit fokus, pelupa, atau merasa linglung
-
Sering merasa dingin, terutama di tangan dan kaki
Jika kamu mengalami dua atau lebih gejala di atas secara rutin, sebaiknya mulai waspada dan pertimbangkan untuk melakukan tes darah.
Siapa yang Paling Rentan?
Tidak semua orang memiliki risiko yang sama terhadap anemia. Kelompok berikut lebih berisiko mengalami kekurangan zat besi:
1. Wanita usia subur
Setiap bulan, wanita kehilangan darah saat menstruasi. Jika menstruasinya cukup deras atau berlangsung lama, maka risiko kekurangan zat besi menjadi lebih tinggi.
2. Ibu hamil dan menyusui
Kebutuhan zat besi meningkat drastis selama kehamilan dan menyusui untuk mendukung pertumbuhan janin dan produksi ASI. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
3. Remaja
Masa pertumbuhan cepat membutuhkan banyak zat besi, terutama bagi remaja putri yang baru mengalami menstruasi.
4. Vegetarian dan vegan
Zat besi dari tumbuhan (non-heme iron) lebih sulit diserap oleh tubuh dibanding zat besi dari hewan (heme iron). Jika pola makan tidak seimbang, risiko anemia meningkat.
5. Penderita gangguan pencernaan
Orang yang mengalami gangguan lambung, usus, atau menjalani operasi saluran cerna bisa mengalami gangguan penyerapan zat besi.
6. Lansia
Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh menyerap nutrisi menurun, termasuk zat besi.
Apa Bahaya Anemia Jika Dibiarkan?
Meskipun tampak sepele, anemia yang dibiarkan tanpa pengobatan bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti:
1. Masalah jantung
Karena kekurangan oksigen, jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah. Ini dapat menyebabkan pembesaran jantung, gangguan irama jantung, atau bahkan gagal jantung dalam jangka panjang.
2. Gangguan kehamilan
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
3. Penurunan produktivitas dan kualitas hidup
Orang dengan anemia mudah lelah dan sulit konsentrasi, sehingga menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup secara umum.
4. Gangguan tumbuh kembang anak
Pada anak-anak, anemia dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual.
Bagaimana Mendeteksi Anemia?
Untuk memastikan apakah seseorang mengalami anemia, tes darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) adalah langkah paling akurat. Dalam tes ini, dokter akan melihat kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah. Jika kadar hemoglobin rendah (misalnya, di bawah 12 g/dL pada wanita atau 13 g/dL pada pria), maka seseorang bisa didiagnosis mengalami anemia.
Cara Mencegah dan Mengatasi Anemia
1. Konsumsi makanan kaya zat besi
Zat besi terbagi dalam dua jenis:
-
Heme iron (mudah diserap): daging merah, hati ayam/sapi, ikan laut, kerang
-
Non-heme iron (penyerapan lebih lambat): bayam, brokoli, kacang-kacangan, tahu, tempe, sereal fortifikasi
2. Tambahkan vitamin C
Vitamin C membantu penyerapan zat besi dari makanan. Konsumsilah buah-buahan seperti jeruk, jambu, tomat, stroberi, atau pepaya bersama makanan sumber zat besi.
3. Hindari makanan yang menghambat penyerapan zat besi
Kopi, teh, dan produk susu bisa menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi berdekatan dengan makanan utama. Usahakan memberi jeda minimal 1 jam.
4. Konsumsi suplemen zat besi (jika diresepkan dokter)
Jika kadar zat besi sangat rendah, dokter mungkin akan meresepkan suplemen. Namun, jangan mengonsumsi sembarangan karena kelebihan zat besi juga bisa berbahaya.
5. Cek kesehatan secara rutin
Terutama bagi wanita, ibu hamil, atau orang yang sering merasa lemas, cek darah secara berkala sangat disarankan untuk mencegah komplikasi.
Kesimpulan
Anemia bukan hanya soal kelelahan biasa. Ia adalah kondisi serius yang bisa memengaruhi kualitas hidup, produktivitas, dan kesehatan jangka panjang. Ironisnya, banyak orang tidak sadar telah hidup bertahun-tahun dengan anemia karena gejalanya ringan dan tampak “sehat-sehat saja”.
Mulai sekarang, yuk lebih peka terhadap sinyal tubuh. Jangan abaikan kelelahan yang tidak biasa. Pastikan asupan makanan sehari-hari mengandung cukup zat besi dan vitamin pendukung lainnya. Dan jika kamu curiga tubuhmu kekurangan darah, segera periksa dan konsultasikan ke tenaga medis.
Ingat, sehat itu bukan hanya soal tampilan luar, tapi juga kondisi dalam tubuh yang sering tak terlihat. Jangan tunggu parah baru bertindak. Cegah anemia sejak dini!
BACA JUGA: Gerakan Olahraga Ringan agar Sendi Tetap Aman dan Fleksibel