Home / Kesehatan / Edukasi / Bagaimana Demam Berdarah Menyebar?

Bagaimana Demam Berdarah Menyebar?

ilustrasi nyamuk Aedes aegypti

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk, terutama nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini umum terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Penting untuk diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit terutama pada pagi hari hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit di malam hari. Nyamuk ini sering ditemukan di dalam rumah, terutama di tempat yang gelap dan sejuk, serta berkembang biak di genangan air bersih.

Gejala Demam Berdarah

Gejala DBD umumnya muncul 4-10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Gejalanya bisa bervariasi dari ringan hingga parah.

Gejala umum:

  • Demam tinggi mendadak (bisa mencapai 40°C atau lebih), seringkali dengan pola demam naik-turun.
  • Sakit kepala berat, terutama di bagian dahi.
  • Nyeri hebat pada sendi, otot, dan tulang
  • Nyeri di belakang mata.
  • Mual dan muntah.
  • Munculnya ruam kulit atau bintik-bintik kemerahan (sering muncul 2-5 hari setelah demam).
  • Lemas dan kehilangan nafsu makan.

 

Tanda-tanda demam berdarah yang membutuhkan penanganan medis segera:

Tanda-tanda ini biasanya muncul 24-48 jam setelah demam mulai mereda (fase kritis):

  • Sakit perut parah atau nyeri tekan pada perut.
  • Muntah terus-menerus (setidaknya 3 kali dalam 24 jam).
  • Pendarahan dari gusi atau hidung.
  • Muntah darah atau terdapat darah pada tinja.
  • Merasa sangat lelah, gelisah, atau mudah tersinggung.
  • Napas cepat.
  • Kulit dingin, lembap, atau pucat.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala demam berdarah, apalagi disertai tanda-tanda peringatan, segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.

 

Pengobatan Demam Berdarah

Saat ini, belum ada obat antivirus spesifik untuk mengobati demam berdarah. Penanganan DBD bersifat suportif, yaitu bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi serius. Beberapa langkah penanganan meliputi:

  • Istirahat total (bedrest).
  • Meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Bisa dengan air putih, jus buah (terutama jambu biji), larutan oralit, atau kuah sup.
  • Pemberian obat penurun demam dan pereda nyeri, seperti paracetamol. Hindari aspirin dan ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Pemantauan ketat terhadap jumlah trombosit dan tanda-tanda vital lainnya.
  • Pada kasus yang parah, mungkin diperlukan perawatan di rumah sakit, infus cairan, transfusi darah, atau pemantauan tekanan darah.

 

Pencegahan Demam Berdarah

Pencegahan DBD adalah hal yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit ini, karena tidak ada pengobatan spesifik. Strategi utama pencegahan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus:

  • Menguras: Menguras dan membersihkan tempat penampungan air (bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung) secara rutin, setidaknya seminggu sekali.
  • Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
  • Mendaur ulang/Mengubur: Memanfaatkan kembali atau mengubur barang bekas yang bisa menampung air (kaleng bekas, botol, ban bekas) agar tidak menjadi sarang nyamuk.

Kegiatan “Plus” tambahan untuk pencegahan:

  • Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk (misalnya lavender, serai).
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah.
  • Menggunakan lotion antinyamuk jika diperlukan.
  • Memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang mampet.
  • Vaksinasi Dengue (tersedia di beberapa negara, termasuk Indonesia untuk kelompok usia tertentu, dan perlu konsultasi dengan dokter).

Dengan memahami apa itu demam berdarah, gejala, serta cara pencegahannya, kita bisa mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri dan komunitas dari penyakit ini.

Tag: