
Sariawan, atau yang dalam istilah medis disebut stomatitis aftosa (atau canker sores dalam bahasa Inggris), adalah luka kecil yang terasa nyeri di dalam mulut. Luka ini bisa muncul di bibir bagian dalam, pipi, gusi, lidah, atau langit-langit mulut. Meskipun ukurannya kecil, sariawan bisa sangat mengganggu, membuat makan, minum, dan berbicara menjadi tidak nyaman.
Sariawan bukanlah tanda herpes oral (yang disebabkan virus herpes simpleks dan biasanya muncul di luar mulut, seperti bibir). Sariawan tidak menular, namun seringkali kambuh. Lantas, apa saja yang menjadi penyebab munculnya sariawan?
Penyebab Umum Sariawan
Ada banyak faktor yang bisa memicu timbulnya sariawan, dan seringkali merupakan kombinasi dari beberapa hal. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling umum:
- Cedera pada Mulut: Ini adalah penyebab paling sering.
- Gigitan Tidak Sengaja: Menggigit bagian dalam pipi atau lidah saat makan atau berbicara.
- Sikat Gigi Terlalu Keras: Menyikat gigi dengan sikat yang kasar atau terlalu bersemangat bisa melukai gusi atau lapisan mulut.
- Trauma Akibat Peralatan Gigi: Kawat gigi, gigi palsu yang tidak pas, atau tambalan gigi yang tajam bisa mengiritasi dan melukai mulut.
- Makanan Keras/Tajam: Mengonsumsi keripik, roti panggang yang keras, atau makanan lain yang bisa menggores mulut.
- Stres Emosional: Tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap sariawan. Banyak orang melaporkan sariawan muncul saat mereka sedang merasa cemas atau tertekan.
- Perubahan Hormonal: Beberapa wanita mengalami sariawan lebih sering selama periode tertentu dalam siklus menstruasi mereka. Perubahan hormon selama kehamilan juga bisa memengaruhi.
- Kekurangan Nutrisi: Defisiensi vitamin dan mineral tertentu dapat menjadi pemicu, antara lain:
- Zat Besi
- Vitamin B12
- Asam Folat
- Zinc
- Reaksi Makanan atau Sensitivitas: Beberapa makanan tertentu dapat memicu sariawan pada individu yang sensitif. Contohnya termasuk:
- Makanan asam seperti jeruk, lemon, nanas, atau tomat.
- Cokelat, kopi, kacang-kacangan, atau keju.
- Makanan pedas atau asin.
- Pasta Gigi atau Obat Kumur Tertentu: Produk kebersihan mulut yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS), bahan pembuat busa, dapat mengiritasi lapisan mulut dan memicu sariawan pada beberapa orang.
- Sistem Kekebalan Tubuh yang Melemah: Ketika sistem imun tidak bekerja optimal, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah, termasuk sariawan. Ini bisa terjadi karena sakit, kelelahan, atau kondisi medis tertentu.
Penyebab Sariawan yang Lebih Serius (Jarang Terjadi)
Dalam kasus yang lebih jarang, sariawan yang persisten atau berulang bisa menjadi indikasi adanya kondisi medis yang mendasari, seperti:
- Penyakit Celiac: Reaksi autoimun terhadap gluten yang menyebabkan kerusakan pada usus halus, namun bisa juga memicu sariawan.
- Penyakit Crohn: Penyakit radang usus kronis yang dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran pencernaan, termasuk mulut.
- Penyakit Behcet: Kelainan langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh, seringkali diawali dengan sariawan berulang yang parah.
- HIV/AIDS: Penurunan kekebalan tubuh membuat penderita lebih rentan terhadap sariawan.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun sariawan biasanya akan sembuh sendiri dalam 1-2 minggu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika:
- Sariawan sangat besar atau menyakitkan.
- Sariawan terus-menerus muncul atau sering kambuh.
- Tidak ada tanda-tanda penyembuhan setelah 2 minggu.
- Sariawan disertai demam tinggi atau diare.
- Muncul sariawan setelah memulai obat baru.
- Kesulitan makan atau minum karena nyeri sariawan.
Dengan mengetahui berbagai penyebab sariawan, kita bisa lebih mudah mengidentifikasi pemicunya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Jika sariawan menjadi masalah kronis atau sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari nasihat medis.
Satu Komentar