Fermentasi telah digunakan manusia sejak ribuan tahun lalu sebagai cara alami untuk mengawetkan makanan, meningkatkan nilai gizi, dan menciptakan rasa khas pada berbagai produk pangan. Proses fermentasi melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau kapang yang memecah senyawa kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana. Menariknya, berbagai jenis bahan alami dapat difermentasi, mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga biji-bijian. Artikel ini akan membahas secara lengkap bahan-bahan apa saja yang bisa difermentasi, kandungan di dalamnya, proses fermentasinya, serta manfaat kesehatannya.
1. Buah-Buahan
a. Jenis Buah yang Bisa Difermentasi
Beberapa buah yang umum digunakan dalam fermentasi antara lain:
- Nanas
- Apel
- Anggur
- Mangga
- Pepaya
- Pisang
- Sirsak
- Salak
Buah-buahan ini kaya akan gula alami (fruktosa dan glukosa), yang menjadi substrat utama bagi mikroorganisme selama proses fermentasi.
b. Proses Fermentasi Buah
Fermentasi buah bisa dilakukan dengan menambahkan kultur mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) atau bakteri asam laktat. Buah dipotong kecil, dicampur air, gula tambahan (jika perlu), dan ditutup dalam wadah steril selama beberapa hari.
c. Manfaat Fermentasi Buah
- Meningkatkan kandungan probiotik, baik untuk sistem pencernaan
- Menghasilkan enzim pencernaan alami
- Membantu detoksifikasi tubuh
- Menurunkan kadar gula karena sebagian telah diubah oleh mikroba
Contoh produk fermentasi buah: cider apel, wine anggur, sari buah fermentasi, dan kombucha (berbasis teh dan buah).
2. Sayuran
a. Jenis Sayuran yang Dapat Difermentasi
- Kol (kubis)
- Wortel
- Mentimun
- Lobak
- Terong
- Kacang panjang
- Bawang putih dan bawang merah
Sayuran ini biasanya mengandung serat dan vitamin yang tinggi serta bisa berfermentasi secara alami menggunakan bakteri asam laktat (LAB).
b. Proses Fermentasi Sayur
Sayuran difermentasi dengan metode laktat fermentasi, menggunakan garam untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri baik seperti Lactobacillus. Sayur dicuci, dipotong, dicampur garam (2–3% dari berat total), dan disimpan dalam wadah tertutup selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.
c. Manfaat Fermentasi Sayur
- Meningkatkan kandungan probiotik dan enzim
- Mempermudah penyerapan nutrisi
- Mengurangi senyawa antinutrisi seperti fitat
- Menambah rasa asam dan segar secara alami
Contoh produk fermentasi sayuran: kimchi (Korea), sauerkraut (Jerman), acar, dan asinan.
3. Biji-Bijian dan Kacang-Kacangan
a. Jenis yang Umum Difermentasi
- Kedelai
- Kacang hijau
- Kacang tanah
- Beras
- Jagung
- Gandum
- Sorgum
Kandungan protein tinggi serta karbohidrat kompleks pada bahan ini menjadikannya cocok untuk fermentasi mikroba.
b. Proses Fermentasi Biji dan Kacang
- Tempe: Kedelai direbus, dikupas, lalu diinokulasi dengan Rhizopus oligosporus, difermentasi selama 1–2 hari.
- Tape: Beras ketan atau singkong difermentasi dengan ragi tape yang mengandung ragi dan kapang.
- Oncom: Ampas kedelai atau kacang tanah difermentasi dengan Neurospora.
c. Manfaat Fermentasi Biji dan Kacang
- Memecah protein menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna
- Menghilangkan zat anti-gizi seperti tanin dan asam fitat
- Meningkatkan ketersediaan vitamin B, terutama B12
- Menambah cita rasa umami yang khas
Produk fermentasi ini penting sebagai sumber protein nabati yang murah dan bergizi, khususnya dalam makanan tradisional Indonesia.
4. Produk Hewani
a. Susu
Susu sapi, kambing, dan kerbau dapat difermentasi menjadi berbagai produk seperti:
- Yoghurt
- Kefir
- Keju
- Buttermilk
Fermentasi dilakukan dengan kultur bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
b. Daging dan Ikan
Beberapa contoh produk fermentasi dari bahan hewani:
- Ikan asin fermentasi (bekasam)
- Dendeng fermentasi
- Nata dari susu fermentasi
- Surstromming (ikan fermentasi dari Swedia)
c. Manfaat Produk Hewani Fermentasi
- Memecah laktosa pada susu sehingga lebih mudah dicerna
- Meningkatkan kandungan probiotik alami
- Menambah rasa dan daya simpan
- Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme patogen
5. Teh dan Minuman Herbal
Teh hitam atau hijau dapat digunakan sebagai media fermentasi minuman seperti kombucha, yang dibuat dengan kultur simbiotik dari bakteri dan ragi (SCOBY). Proses fermentasi teh menghasilkan senyawa bioaktif seperti asam asetat, asam glukonat, serta sejumlah enzim dan antioksidan.
Selain teh, minuman herbal berbahan dasar jahe, serai, temulawak, atau kunyit juga bisa difermentasi menjadi jamu fermentasi. Proses ini memperkuat efek farmakologis dan memperpanjang masa simpan.
6. Umbi-Umbian
Beberapa umbi yang dapat difermentasi:
- Singkong
- Ubi jalar
- Talas
- Gadung (setelah pengolahan khusus)
Umbi kaya akan pati dan bisa diolah menjadi tape, tepung fermentasi, atau digunakan dalam pembuatan bioetanol.
Fermentasi umbi menghilangkan senyawa toksik seperti linamarin pada singkong pahit dan menjadikan tekstur lebih empuk serta rasanya manis.
7. Limbah Organik Pertanian
Selain bahan pangan, limbah organik seperti kulit buah, batang pisang, jerami, dan dedak juga bisa difermentasi menjadi pakan ternak atau pupuk organik cair (POC). Fermentasi ini biasanya dilakukan dengan bantuan bakteri EM4 (Effective Microorganisms).
Proses ini sangat berguna dalam pertanian berkelanjutan karena:
- Mengurangi limbah organik
- Menghasilkan pupuk alami
- Memperkaya mikrobiota tanah
Penutup
Fermentasi bukan hanya cara kuno untuk mengolah makanan, tetapi juga metode ilmiah yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan dan lingkungan. Berbagai bahan dapat difermentasi, mulai dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, hingga produk hewani dan limbah pertanian. Proses fermentasi meningkatkan nilai gizi, memperkaya rasa, memperpanjang daya simpan, serta membantu tubuh menyerap nutrisi lebih optimal.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat dan alami, fermentasi kini kembali menjadi tren, baik di dapur rumah tangga maupun industri makanan modern. Mengenali dan memahami bahan-bahan yang bisa difermentasi merupakan langkah awal untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.