Home / Kesehatan / lifestyle / Kurang Tidur Bisa Bikin Gemuk? Ini Fakta yang Sering Diabaikan!

Kurang Tidur Bisa Bikin Gemuk? Ini Fakta yang Sering Diabaikan!

Kalau kamu udah coba jaga makan, olahraga rutin, tapi berat badan tetap susah turun—coba cek dulu pola tidurmu. Karena faktanya, kurang tidur bisa memicu kenaikan berat badan, bahkan tanpa kamu sadari.

Ini bukan mitos, tapi hasil dari berbagai penelitian yang menunjukkan hubungan kuat antara durasi tidur dan metabolisme tubuh.

Banyak orang fokus diet dan olahraga tapi lupa satu hal penting: tidur cukup. Padahal, kurang tidur bisa memicu kenaikan berat badan diam-diam. Yuk pahami faktanya!

Jangan Salah Fokus, Kurang Tidur Bisa Mengacaukan Usaha Dietmu

Bicara soal menjaga berat badan, banyak orang langsung berpikir soal makanan dan olahraga. Kita rela mengurangi kalori, ikut kelas gym, sampai minum berbagai suplemen. Tapi sayangnya, satu aspek penting justru sering dilupakan: tidur yang cukup dan berkualitas. Padahal, tidur punya peran besar dalam mengatur metabolisme tubuh, nafsu makan, hingga sistem hormon.

Kurang tidur bukan cuma bikin kamu lelah dan ngantuk sepanjang hari. Dalam jangka panjang, kebiasaan begadang atau tidur di bawah 6 jam sehari bisa membuat berat badan naik perlahan tapi pasti. Ini bukan sekadar teori, tapi fakta ilmiah yang sudah dibuktikan oleh banyak penelitian.

Apa Hubungan Tidur dengan Berat Badan?

Saat kamu tidur, tubuh bukan hanya ‘mati gaya’. Justru, saat itulah sistem tubuh melakukan berbagai proses penting: memperbaiki sel, menstabilkan hormon, memulihkan energi, dan mengatur metabolisme. Nah, ketika kamu kurang tidur, seluruh proses ini terganggu. Dan efeknya bukan main-main, terutama bagi kamu yang sedang berusaha menjaga atau menurunkan berat badan.

Berikut penjelasannya:

1. Hormon Lapar Jadi Kacau

Kurang tidur membuat keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang jadi berantakan. Hormon ghrelin (pemicu rasa lapar) jadi meningkat, sementara hormon leptin (yang memberi sinyal kenyang) justru menurun. Alhasil, kamu jadi lebih cepat lapar dan lebih susah merasa cukup, meskipun sebenarnya asupanmu sudah cukup.

Itulah kenapa orang yang kurang tidur cenderung ngemil lebih banyak, terutama makanan tinggi karbohidrat dan gula. Otak mencari “energi cepat” sebagai kompensasi dari kelelahan.

2. Metabolisme Melambat

Kurang tidur juga menyebabkan gangguan pada sistem metabolisme, yang membuat tubuh lebih lambat membakar kalori. Bahkan, tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak saat kamu kurang tidur. Ini membuat proses pembakaran energi jadi tidak efisien, dan pada akhirnya menumpuk sebagai cadangan lemak—terutama di perut.

3. Meningkatkan Keinginan untuk Ngemil dan Makanan Tak Sehat

Kamu mungkin sadar, saat lelah dan kurang tidur, tubuh terasa lebih ‘rewel’. Ini bukan hanya karena tubuh butuh istirahat, tapi juga karena otak mengalami penurunan kontrol diri. Artinya, kamu jadi lebih impulsif dalam memilih makanan, dan cenderung mengambil keputusan makan yang buruk—seperti makanan tinggi lemak, asin, dan manis.

Lebih parah lagi, ketika kamu makan dalam kondisi stres atau lelah, kamu cenderung makan lebih banyak tanpa benar-benar lapar.

4. Tubuh Lemas, Jadi Malas Bergerak

Tidur yang buruk membuat kamu merasa lemas dan tidak berenergi sepanjang hari. Akibatnya, motivasi untuk bergerak atau olahraga pun menurun. Kamu jadi lebih sering duduk, lebih banyak rebahan, dan malas melakukan aktivitas fisik. Kurangnya gerak berarti pembakaran kalori pun minim—padahal, kalori dari makanan tetap masuk.

5. Stres Meningkat, Berat Badan Ikut Naik

Kurang tidur menyebabkan peningkatan hormon kortisol (hormon stres). Kortisol yang tinggi membuat tubuh berada dalam kondisi ‘siaga terus-menerus’, yang membuat nafsu makan meningkat, terutama terhadap makanan yang tinggi kalori. Ditambah dengan gangguan suasana hati, ini bisa jadi pemicu emotional eating—makan bukan karena lapar, tapi karena ingin merasa lebih baik.

Lalu, Tidur Ideal Itu Seperti Apa?

Bagi orang dewasa, durasi tidur yang disarankan adalah 7–9 jam per malam. Tapi yang tidak kalah penting dari durasi adalah kualitas. Tidur cukup tapi sering terbangun atau gelisah tetap tidak memberi efek optimal bagi tubuh. Cobalah:

  • Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari (termasuk akhir pekan)

  • Hindari kafein dan gadget 1–2 jam sebelum tidur

  • Buat suasana kamar tidur nyaman, sejuk, dan gelap

  • Lakukan rutinitas relaksasi seperti membaca atau mandi hangat sebelum tidur

BACA JUGA : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *