Menurut beberapa penelitian, pola pikir negatif berulang (repetitive negative thinking/RNT) dapat mempercepat penurunan daya pikir atau fungsi kognitif. Ini adalah area penelitian yang semakin mendapat perhatian karena implikasinya terhadap kesehatan otak jangka panjang, termasuk risiko demensia.
RNT/repetitive negative thinking merujuk pada kebiasaan terus-menerus mengkhawatirkan (worry) tentang masa depan atau merenungkan (rumination) tentang masalah atau penyesalan di masa lalu, tanpa adanya solusi yang jelas. Pola pikir ini bisa mencakup:
- “Bagaimana jika saya gagal?” (khawatir)
- “Mengapa saya tidak melakukan hal itu dulu?” (merenung)
Beberapa studi telah menemukan hubungan yang signifikan antara RNT dengan penurunan kognitif:
- Peningkatan Risiko Demensia dan Alzheimer: Sebuah studi dari University College London yang diterbitkan di jurnal Alzheimer’s & Dementia menemukan bahwa orang yang sering memiliki pola pikir negatif berulang cenderung mengalami penurunan kognitif yang lebih tinggi, termasuk penurunan memori. Mereka juga lebih mungkin memiliki penumpukan protein tau dan beta amiloid di otak, yang merupakan penanda biologis awal penyakit Alzheimer.
- Pengaruh pada Struktur dan Fungsi Otak: Overthinking dan stres kronis yang dihasilkan dari RNT dapat memengaruhi struktur dan konektivitas otak. Kortisol, hormon stres yang dilepaskan secara berlebihan akibat pikiran negatif berulang, dapat merusak dan bahkan membunuh sel-sel otak di hippocampus, area yang penting untuk memori.
- Penurunan Kapasitas Memori: Penelitian lain dalam jurnal Cognition and Emotion (2014) menunjukkan bahwa orang yang sering merenungkan pikiran negatif mengalami pengurangan kapasitas memori otak.
- Hubungan dengan Kondisi Mental Lain: RNT adalah gejala inti dari beberapa gangguan psikologis umum seperti depresi dan kecemasan. Depresi dan kecemasan sendiri telah lama diketahui sebagai faktor risiko Alzheimer, dan penelitian menunjukkan bahwa RNT mungkin menjadi alasan mendasar mengapa kondisi mental ini berkontribusi pada risiko demensia.
Pentingnya Mengelola Pikiran Negatif
Kabar baiknya, pola pikir negatif yang berulang bisa dikenali dan dikelola. Para peneliti menekankan pentingnya kesehatan mental sebagai bagian dari skrining demensia. Beberapa langkah yang bisa membantu mengurangi RNT dan menjaga kesehatan otak:
- Latihan Mindfulness atau Meditasi: Terbukti efektif meredam gelombang pikiran negatif dan membantu seseorang lebih hadir di masa kini.
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir yang merugikan.
- Menjaga Gaya Hidup Sehat: Termasuk tidur yang cukup, olahraga teratur, dan stimulasi mental (seperti membaca atau permainan otak).
- Menulis Jurnal Harian: Bisa menjadi cara sehat dan terstruktur untuk menyalurkan kekhawatiran.
- Mencari Dukungan Profesional: Jika RNT sangat mengganggu aktivitas atau menyebabkan distress signifikan, berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat disarankan.
Singkatnya, pikiran Anda memiliki kekuatan untuk membentuk atau merusak kesehatan otak Anda. Menyadari dan mengelola pola pikir negatif yang berulang bukan hanya untuk menjaga kejernihan pikiran, tetapi juga memberikan perlindungan jangka panjang bagi otak Anda.