Home / Kesehatan / Dampak Radiasi Ponsel pada Anak: Bahaya & Cara Melindungi

Dampak Radiasi Ponsel pada Anak: Bahaya & Cara Melindungi

Ponsel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan di kalangan anak-anak. Mulai dari bermain game edukasi, menonton video, hingga berkomunikasi dengan orang tua, perangkat ini menawarkan berbagai kemudahan. Namun, di balik segala manfaatnya, banyak orang tua khawatir tentang potensi dampak radiasi ponsel bagi kesehatan anak. Ponsel memancarkan radiasi radiofrequency (RF), sebuah bentuk energi elektromagnetik non-ionisasi. Meskipun tingkat radiasinya relatif rendah, tubuh anak-anak memiliki karakteristik yang membuat mereka lebih rentan terhadap potensi efek dari paparan radiasi ini.

Mengapa anak-anak lebih rentan? Otak dan tubuh anak masih dalam tahap perkembangan pesat, dan mereka memiliki tengkorak yang lebih tipis, membuat radiasi lebih mudah menembus ke dalam jaringan otak. Selain itu, anak-anak cenderung menyerap radiasi lebih dalam ke dalam otak dan sumsum tulang dibandingkan orang dewasa. Paparan yang berlangsung dalam jangka waktu lama sejak usia dini menjadi perhatian serius bagi banyak ahli kesehatan.

Mari kita bahas beberapa dampak yang sering dikaitkan dengan radiasi ponsel pada anak, meskipun banyak di antaranya masih menjadi subjek penelitian lebih lanjut:

1. Potensi Risiko Kanker

Ini adalah kekhawatiran terbesar dan paling banyak diteliti terkait radiasi ponsel, terutama pada anak-anak. Studi yang dilakukan mengenai hubungan antara penggunaan ponsel dan risiko kanker.

Penelitian pada hewan, seperti yang dilakukan oleh National Toxicology Program (NTP) AS pada tahun 2018, menemukan bukti adanya tumor jantung dan otak pada tikus yang terpapar radiasi RF tingkat tinggi. Meskipun hasil pada hewan belum tentu sama persis pada manusia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan radiasi RF sebagai “kemungkinan karsinogenik bagi manusia” (Grup 2B). Ini berarti ada kemungkinan radiasi ini bisa menyebabkan kanker, namun bukti ilmiah pada manusia masih terbatas dan memerlukan penelitian jangka panjang yang lebih mendalam, terutama pada populasi anak-anak yang terpapar sejak dini.

2. Gangguan Kualitas Tidur

Salah satu dampak yang paling sering terlihat dari penggunaan ponsel berlebihan pada anak adalah gangguan kualitas tidur. Layar ponsel memancarkan cahaya biru (blue light) yang dapat mengganggu produksi melatonin, hormon penting yang mengatur siklus tidur-bangun (ritme sirkadian) alami tubuh.

Akibatnya, Dampak jangka panjang gangguan kualitas tidur tidak hanya memengaruhi mood dan fokus anak, tetapi juga berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif mereka.

3. Masalah Kesehatan Mental dan Perilaku

Penggunaan ponsel yang berlebihan, terlepas dari dampak radiasi fisik, juga telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental dan perilaku pada anak dan remaja:

  • Paparan media sosial yang intens dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, cyberbullying, dan fear of missing out (FOMO), yang semuanya dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi pada anak.
  • Penggunaan yang terus menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, hubungan sosial di dunia nyata, dan prestasi akademik. Anak bisa menjadi gelisah dan sulit mengontrol emosi jika tidak memegang ponsel.
  • Penurunan Konsentrasi dan Prestasi Akademik: Notifikasi yang terus-menerus dan kebiasaan multitasking dengan ponsel dapat menurunkan rentang perhatian dan kemampuan fokus anak di sekolah maupun di rumah.
  • Gangguan Emosi dan Perilaku: Kurang tidur dan kecanduan ponsel dapat menyebabkan anak menjadi lebih mudah marah, gelisah, atau bahkan menunjukkan perilaku agresif.

 

Tips Orang Tua untuk Mengurangi Paparan Radiasi dan Dampak Negatif Lainnya

Mengingat potensi risiko dan masih adanya penelitian yang sedang berlangsung, para ahli menyarankan orang tua untuk mengambil langkah pencegahan. Berikut beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan:

  • Batasi Waktu Layar: Tentukan batas waktu penggunaan ponsel yang jelas setiap hari, sesuai usia anak. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan tidak ada waktu layar untuk anak di bawah 18 bulan (kecuali video chat), dan sangat terbatas untuk anak usia 18-24 bulan, serta 1 jam per hari untuk anak 2-5 tahun.
  • Jauhkan Ponsel dari Kepala: Saat anak menelepon, biasakan menggunakan speakerphone atau headset.
  • Gunakan Ponsel Seperlunya: Dorong anak untuk mengirim pesan teks daripada menelepon untuk komunikasi non-darurat.
  • Jaga Jarak Saat Koneksi Lemah: Radiasi ponsel lebih kuat saat sinyal lemah. Hindari penggunaan ponsel di area dengan sinyal buruk.
  • Singkirkan Ponsel dari Kamar Tidur: Jauhkan ponsel dan gadget lain dari kamar tidur anak, terutama saat malam hari, untuk memastikan tidur berkualitas.
  • Arahkan ke Aktivitas Lain: Dorong anak untuk bermain di luar, membaca buku, atau melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial langsung.
  • Jadilah Contoh: Orang tua adalah panutan. Batasi penggunaan ponsel Anda sendiri, terutama saat bersama anak.

Melindungi anak dari potensi dampak negatif ponsel, baik dari radiasi maupun aspek perilaku, adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan penggunaan yang bijak dan pengawasan yang tepat, kita bisa memastikan anak tumbuh sehat dan optimal di era digital ini.

 

BACA JUGA: Fermentasi Buah Nanas: Si Kuning Tajam yang Punya Segudang Manfaat   

Tag: