Home / Fermentasi / 9 Makanan Fermentasi Asli Indonesia yang Wajib Dicoba

9 Makanan Fermentasi Asli Indonesia yang Wajib Dicoba

ilustrasi tempe

Indonesia tidak hanya kaya akan budaya dan alam, tetapi juga memiliki warisan kuliner yang luar biasa, salah satunya adalah makanan fermentasi. Sejak zaman nenek moyang, masyarakat Indonesia telah menggunakan teknik fermentasi sebagai cara untuk mengawetkan makanan sekaligus memperkaya cita rasa dan manfaat gizinya.

Berikut ini adalah 9 makanan fermentasi khas Indonesia yang patut Anda coba, baik karena rasanya yang unik maupun manfaat kesehatannya.

1. Tempe

Asal: Jawa

Bahan utama: Kedelai

Fermentasi oleh: Jamur Rhizopus oligosporus

Tempe adalah salah satu makanan fermentasi paling terkenal dari Indonesia, bahkan telah mendunia. Proses fermentasinya menjadikan kedelai lebih mudah dicerna dan meningkatkan kandungan proteinnya. Rasanya gurih dan teksturnya padat, cocok digoreng, ditumis, atau dimasak sebagai lauk.

Manfaat:
Kaya protein nabati

Mengandung probiotik

Ramah untuk penderita kolesterol tinggi

2. Tape Singkong

Asal: Jawa, Sunda, dan daerah lain

Bahan utama: Singkong

Fermentasi oleh: Ragi (campuran ragi dan mikroorganisme alami)

Tape singkong memiliki rasa manis asam dengan aroma khas yang kuat. Proses fermentasi mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan gula sederhana. Makanan ini bisa dimakan langsung atau diolah menjadi minuman dan kue.

Manfaat:
Sumber energi cepat

Membantu pencernaan (dalam jumlah wajar)

3. Tape Ketan

Asal: Jawa Barat dan Tengah, Sumatera Barat

Bahan utama: Beras ketan putih atau hitam

Fermentasi oleh: Ragi tape

Tape ketan biasanya disajikan dalam takir (daun pisang) saat acara adat atau lebaran. Rasanya manis asam dengan tekstur lembut dan sedikit berair. Di Sumatera Barat, tape ketan disebut sebagai “bajigur” jika dicampur dengan kuah santan dan gula merah.

Manfaat:
Mengandung antioksidan (terutama dari ketan hitam)

Menambah energi

4. Oncom

Asal: Jawa Barat

Bahan utama: Ampas tahu atau kacang tanah

Fermentasi oleh: Neurospora sitophila (oncom merah)

Oncom mirip tempe, tetapi dibuat dari limbah hasil produksi pangan (seperti ampas tahu). Oncom dapat digoreng, ditumis, atau dijadikan bahan utama dalam masakan seperti pepes oncom atau nasi tutug oncom.

Manfaat:
Kaya serat dan protein

Menurunkan kadar kolesterol

5. Dadih

Asal: Sumatera Barat (Minangkabau)

Bahan utama: Susu kerbau

Fermentasi oleh: Bakteri asam laktat alami

Dadih adalah yogurt tradisional Indonesia yang dibuat dengan menyimpan susu kerbau dalam tabung bambu tertutup daun pisang selama beberapa hari. Rasanya asam segar dan biasanya disajikan dengan gula aren atau madu.

Manfaat:
Kaya probiotik alami

Mendukung kesehatan pencernaan

6. Pekasam

Asal: Kalimantan, Sumatera, dan beberapa daerah di Jawa

Bahan utama: Ikan air tawar

Fermentasi oleh: Campuran garam, nasi, dan rempah

Pekasam adalah ikan fermentasi yang diawetkan dalam nasi dan bumbu-bumbu selama beberapa hari hingga berminggu-minggu. Rasanya asam-gurih dan biasanya digoreng atau dimasak dengan sambal.

Manfaat:
Tinggi protein

Mengandung asam organik yang bersifat antibakteri

7. Brem

Asal: Jawa Timur (Madiun), Bali

Bahan utama: Air tape ketan yang difermentasi lebih lanjut

Fermentasi oleh: Ragi (lanjutan dari tape)

Brem tersedia dalam dua bentuk: padat (seperti di Madiun) dan cair (seperti di Bali). Brem cair biasanya mengandung alkohol ringan dan digunakan dalam upacara adat.

Manfaat:
Kaya antioksidan (dari ketan hitam)

Membantu relaksasi ringan (karena kandungan alkohol alami)

8. Pantut (Lahang Fermentasi)

Asal: Jawa Barat

Bahan utama: Nira aren (lahang)

Fermentasi oleh: Ragi alami dari lingkungan

Pantut adalah minuman tradisional yang berasal dari proses fermentasi nira atau lahang (air sadapan pohon aren). Proses fermentasi menghasilkan rasa asam manis dan sedikit mengandung alkohol.

Manfaat:
Menyegarkan tubuh

Sumber probiotik alami

9. Sasagun Fermentasi

Asal: Sumatera Utara (Batak)

Bahan utama: Beras yang disangrai dan difermentasi

Fermentasi oleh: Proses alami (biasanya tanpa tambahan ragi)

Sasagun biasanya terbuat dari beras ketan yang disangrai dan dicampur dengan kelapa serta gula. Dalam beberapa variasi tradisional, proses fermentasi dilakukan sebelum pengolahan, sehingga menghasilkan rasa dan aroma khas.

Manfaat:
Mengenyangkan

Sebagai camilan kaya energi

Penutup: Kaya Rasa, Kaya Manfaat

Makanan fermentasi bukan hanya bagian dari budaya kuliner, tetapi juga kaya akan manfaat untuk kesehatan. Makanan seperti tempe dan tape bukan hanya enak dan bergizi, tetapi juga mendukung keberlanjutan karena menggunakan bahan lokal dan teknik alami.

Dengan mencoba dan melestarikan makanan fermentasi tradisional Indonesia, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memberikan kontribusi pada gaya hidup sehat dan berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Dibalik Nikmatnya Kopi: 5 Bahaya yang Sering Kamu Anggap Sepele  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *