Home / Kesehatan / lifestyle / 6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin IQ Turun & Otak Tumpul

6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin IQ Turun & Otak Tumpul

 

IQ (Intelligence Quotient) adalah ukuran umum dari kemampuan kognitif seseorang, termasuk daya pikir, logika, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar. Meski IQ sebagian ditentukan secara genetik, gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari memainkan peran besar dalam mempertahankan — bahkan menurunkan — kualitas otak.

Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan sederhana yang terlihat sepele justru perlahan-lahan bisa menumpulkan otak dan menurunkan fungsi intelektual. Jika dibiarkan terus-menerus, kebiasaan ini bisa menyebabkan penurunan memori, kesulitan konsentrasi, hingga risiko gangguan otak jangka panjang.

Yuk, kenali 6 kebiasaan buruk yang diam-diam bisa menurunkan IQ dan membuat otak kamu bekerja tidak maksimal.

1. Kurang Tidur

Efek pada Otak:

Tidur bukan sekadar waktu istirahat. Ini adalah fase penting saat otak meregenerasi sel, memproses informasi, dan memperkuat memori.

Jika kamu sering tidur kurang dari 6–7 jam per malam:

  • Konsentrasi akan menurun

  • Kecepatan berpikir melambat

  • Kemampuan mengambil keputusan terganggu

  • IQ cenderung menurun secara bertahap

Sebuah studi dari University of Pennsylvania menunjukkan bahwa tidur hanya 4–6 jam semalam selama beberapa hari berturut-turut dapat menurunkan fungsi otak seperti orang yang tidak tidur selama 48 jam!

Solusi:

Biasakan tidur cukup 7–9 jam setiap malam dan jaga kualitas tidur dengan menghindari layar ponsel sebelum tidur.

2. Konsumsi Gula Berlebihan

Efek pada Otak:

Makanan tinggi gula memang memberikan energi instan, tapi efeknya bisa sangat merusak dalam jangka panjang. Gula berlebih menyebabkan peradangan kronis dan mengganggu koneksi antarsel otak.

Kebiasaan ini juga dikaitkan dengan:

  • Penurunan memori jangka panjang

  • Sulit fokus

  • Meningkatkan risiko demensia

Studi dari UCLA menemukan bahwa diet tinggi fruktosa bisa memperlambat kemampuan otak belajar dan mengingat informasi.

Solusi:

Kurangi minuman manis, camilan olahan, dan pilih sumber karbohidrat kompleks seperti buah, oatmeal, atau ubi.

3. Jarang Menggunakan Otak (Mental Inactivity)

Efek pada Otak:

Otak, seperti otot, perlu latihan. Jika tidak dipakai secara aktif, ia akan melemah.

Kebiasaan pasif seperti:

  • Menonton TV berjam-jam tanpa aktivitas otak

  • Jarang membaca atau berdiskusi

  • Tidak pernah mencoba hal baru

… dapat menumpulkan kemampuan berpikir dan mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Penelitian dari Journal of Neuropsychiatry menunjukkan bahwa orang yang jarang melatih otak memiliki risiko dua kali lipat mengalami demensia dini.

Solusi:

Biasakan membaca, menulis jurnal, bermain teka-teki logika, atau belajar keterampilan baru seperti bahasa asing atau alat musik.

4. Multitasking Terlalu Sering

Efek pada Otak:

Banyak orang bangga bisa melakukan multitasking, tapi faktanya otak manusia tidak dirancang untuk fokus pada banyak hal sekaligus.

Multitasking yang berlebihan dapat:

  • Menurunkan efisiensi kerja hingga 40%

  • Melemahkan kemampuan memori jangka pendek

  • Menurunkan IQ secara sementara

Sebuah studi dari Stanford University menemukan bahwa orang yang sering multitasking cenderung memiliki fokus yang lebih lemah, lebih mudah terdistraksi, dan lebih buruk dalam mengingat informasi.

Solusi:

Fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu. Gunakan teknik seperti Pomodoro atau time blocking agar lebih produktif tanpa membebani otak.

5. Terlalu Banyak Main Gadget & Media Sosial

Efek pada Otak:

Gadget dan media sosial menawarkan hiburan cepat, tapi juga bisa membuat otak “malas” bekerja.

Efek negatifnya:

  • Menurunkan kapasitas perhatian (attention span)

  • Menurunkan IQ sosial (social intelligence)

  • Membiasakan otak hanya menerima informasi pendek dan dangkal

Penelitian dari University of Copenhagen menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan untuk fokus dan membuat keputusan secara rasional.

Solusi:

Batasi penggunaan gadget, aktifkan mode “Do Not Disturb”, dan beri waktu untuk detoks digital setiap hari. Ganti waktu scroll dengan membaca buku atau aktivitas kreatif.

6. Pola Makan Tidak Seimbang (Kurang Nutrisi Otak)

Efek pada Otak:

Otak membutuhkan berbagai nutrisi seperti omega-3, vitamin B, antioksidan, dan magnesium agar dapat bekerja optimal. Pola makan buruk, seperti konsumsi junk food terus-menerus, bisa mempercepat penurunan fungsi otak.

Kekurangan nutrisi tertentu dapat menyebabkan:

  • Kabut otak (brain fog)

  • Cepat lelah mental

  • Penurunan kecepatan berpikir dan memori

Menurut Harvard Health, diet tinggi lemak jenuh dan rendah nutrisi dapat menyebabkan penyusutan volume otak di area yang berkaitan dengan memori dan emosi.

Solusi:

Konsumsilah makanan otak seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah beri. Hindari makanan ultra-olahan yang rendah zat gizi.

Kesimpulan

Kesehatan otak bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan. Banyak dari kita secara tidak sadar menjalani kebiasaan yang perlahan-lahan menumpulkan daya pikir, menurunkan IQ, dan mengganggu produktivitas.

Enam kebiasaan buruk seperti kurang tidur, terlalu banyak gula, jarang menantang otak, multitasking berlebihan, kecanduan gadget, dan pola makan tidak seimbang bisa berdampak serius jika dibiarkan.

Namun, kabar baiknya: otak memiliki kemampuan plastisitas — yaitu kemampuan untuk berubah dan berkembang jika kita memulainya dari sekarang. Perbaiki kebiasaan, ubah gaya hidup, dan otak kamu akan berterima kasih.

Ingat, otakmu adalah aset paling berharga. Jaga, latih, dan beri ia nutrisi terbaik setiap hari.
Jika kamu ingin jadwal harian yang ramah otak atau menu makanan “pengasah otak”, aku bisa bantu juga. Mau?

BACA JUGA: “Aku Pernah Kecolongan!” Kisah Nyata Perjuanganku Menjaga Gula Darah Stabil di Tengah Godaan Makanan Enak 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *